Rabu, 24 Agustus 2011

GUGURNYA DOSA BERSAMA TETESAN AIR WUDLU

Abu Nadjih (Amru) bin Abasah Assulamy r.a berkata : Pada masa Jahiliyah, saya
merasa bahwa semua manusia dalam kesesatan, karena mereka menyembah berhala.
Kemudian saya mendengar berita ; Ada seorang di Mekkah memberi ajaran-ajaran yang
baik. Maka saya pergi ke Mekkah, di sana saya dapatkan Rasulullah S.A.W masih
sembunyi-sembunyi, dan kaumnya sangat congkak dan menentang padanya.
Maka saya berdaya-upaya hingga dapat menemuinya, dan bertanya kepadanya : Apakah
kau ini ?
Jawabnya : Saya Nabi.
Saya tanya : Apakah nabi itu ?
Jawabnya : Allah mengutus saya.
Diutus dengan apakah ?
Jawabnya : Allah mengutus saya supaya menghubungi famili dan menghancurkan berhala,
dan meng-Esa-kan Tuhan dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Saya bertanya : Siapakah yang telah mengikuti engkau atas ajaran itu ?
Jawabnya : Seorang merdeka dan seorang hamba sahaya ( Abubakar dan Bilal ).
Saya berkata : Saya akan mengikuti kau.

Jawabnya : Tidak dapat kalau sekarang, tidakkah kau perhatikan keadaan orang-orang
yang menentang kepadaku, tetapi pulanglah kembali ke kampung, kemudian jika telah
mendengar berita kemenanganku, maka datanglah kepadaku.
Maka segera saya pulang kembali ke kampung, hingga hijrah Rasulullah S.A.W ke Madinah,
dan saya ketika itu masih terus mencari berita, hingga bertemu beberapa orang dari
familiku yang baru kembali dari Madinah, maka saya bertanya : Bagaimana kabar orang
yang baru datang ke kota Madinah itu ?
Jawab mereka : Orang-orang pada menyambutnya dengan baik, meskipun ia akan dibunuh
oleh kaumnya, tetapi tidak dapat. Maka berangkatlah saya ke Madinah dan bertemu pada
Rasulullah S.A.W .
Saya berkata : Ya Rasulullah apakah kau masih ingat pada saya ?
Jawabnya : Ya, kau yang telah menemui saya di Mekkah.
Lalu saya berkata : Ya Rasulullah beritahukan kepada saya apa yang telah diajarkan Allah
kepadamu dan belum saya ketahui. Beritahukan kepada saya tentang shalat ?
Jawab Nabi : Shalatlah waktu Shubuh, kemudian hentikan shalat hingga matahari naik
tinggi sekadar tombak, karena pada waktu terbit matahari itu seolah-olah terbit di
antara dua tanduk syaitan, dan ketika itu orang-orang kafir menyembah sujud kepadanya.
Kemudian setelah itu kau boleh shalat sekuat tenagamu dari sunnat, karena shalat itu
selalu disaksikan dan dihadiri Malaikat, hingga matahari tegak di tengah-tengah, maka di
situ hentikan shalat karena pada saat itu dinyalakan Jahannam, maka bila telah telingsir
dan mulai ada bayangan, shalatlah, karena shalat itu selalu disaksikan dan dihadiri
Malaikat, hingga shalat Asar. Kemudian hentikan shalat hingga terbenam matahari,
karena ketika akan terbenam matahari itu seolah-olah terbenam di antara dua tanduk
syaithan dan pada saat itu bersujudlah orang-orang kafir.
Saya bertanya : Ya Nabiyullah : Ceriterakan kepada saya tentang wudlu' !
Bersabda Nabi : Tiada seorang yang berwudlu' lalu berkumur dan menghirup air,
kemudian mengeluarkannya dari hidungnya melainkan keluar semua dosa-dosa dari mulut
dan hidung. Kemudian jika ia membasuh mukanya menurut apa yang diperintahkan Allah,
jatuhlah dosa-dosa mukanya dari ujung jenggotnya bersama tetesan air.
Kemudian bila membasuh kedua tangan sampai kedua siku, jatuhlah dosa-dosa dari ujung
jari-jarinya bersama tetesan air. Kemudian mengusap kepala maka jatuh semua dosa dari
ujung rambut bersama tetesan air, kemudian membasuh dua kaki ke matakaki, maka
jatuhlah semua dosa kakinya dari ujung jari bersama tetesan air.
Maka bila ia shalat sambil memuja dan memuji Allah menurut lazimnya, dan
membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah, maka keluar dari semua dosanya
bagaikan lahir dari perut ibunya " ( HR. Muslim )
Ketika Amru bin Abasah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah, oleh Abu
Umamah ditegur : Hai Amru bin Abasah perhatikan keteranganmu itu, masakan dalam
satu perbuatan orang diberi ampun demikian rupa. Jawab Amru : Hai Abu Umamah, telah tua usiaku, dan rapuh tulangku, dan hampir ajalku, dan tiada kepentingan bagiku untuk
berdusta terhadap Allah atau Rasulullah S.A.W .
Andaikan saya tidak mendengar dari Rasulullah, hanya satu dua atau tiga empat kali, atau
lima enam tujuh kali tidak akan saya ceritakan, tetapi saya telah mendengar lebih dari itu
" ( HR. Muslim )

sumber: dari yg punya e-mail : Edieskurniawan@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar