Senin, 21 November 2011
Minggu, 20 November 2011
Karena Hidup, Bukanlah Sepakbola Semata
Karena Hidup, Bukanlah Sepakbola Semata
Garuda Muda akan berlaga malam ini di babak final untuk medapatkan emas SEAGAMES yang terakhir diraih sekitar dua puluh tahun silam. Garuda Muda akan menghadapi Harimau Malaya yang di babak penyisihan sebelumnya berhasil mengalahkan Garuda Muda dengan skor satu kosong. Sepertinya, pertandingan malam nanti beraroma balas dendam. Balas dendam kekalahan sebelumnya dan kekalahan di final AFC akhir tahun lalu.
Sebagaimana sebuah tim sepakbola yang di dalamnya terdapat pemain yang bertugas sebagai penjaga gawang, pemain belakang, pemain tengah, dan penyerang. Yang semuanya bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu keharmonisan permainan sehingga enak untuk disaksikan. Masalah menang dan kalah, itu sebuah kepastian dalam sebuah permainan. Begitu juga kiranya hidup, di mana setiap manusia menjalani fungsinya masing-masing. Ada petani, pedagang, buruh, sopir, satpam, guru, dan berbagai profesi lainnya. Kesemuanya pun menjalin kerja sama satu sama lain dengan tujuan menjadikan roda kehidupan berputar dan berjalan dengan harmonis.
Tapi, kehidupan tidak hanya berjalan dalam tempo 2 x 45 menit plus 2 x 15 menit tambahan atau berakhir dengan sebuah drama adu pinalti. Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang jika dibandingkan dengan lamanya sebuah pertandingan sepakbola. Hidup di dunia ini juga bisa menjadi sangat pendek jika dibandingkan dengan sebuah masa yang berkekalan yang sudah menanti kedatangan kita di saat kita meninggalkan kehidupan di dunia ini.
Di saat euforia sepakbola melanda masyarakat Indonesia, ada dua kajian yang saya ikuti di mana pemberi materi mengaitkan materi yang disampaikannya dengan perhelatan sepakbola.
Pertama, kajian hadits yang membahas hadits arbain yang kedua belas. hadits tersebut berbunyi :
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah ia meinggalkan perkara yang tak berguna baginya. (hadits hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya)
Pemateri tersebut mencontohkan langsung mengenai pengamalan hadits tersebut dengan menyaksikan pertandingan sepakbola. Beliau menanyakan, apa keuntungan yang akan diperoleh seorang muslim ketika dia menyaksikan pertandingan sepakbola? Apakah dirinya menjadi tenang? Apakah dengan menyaksikan sepakbola akan menambah ketaqwaannya kepada Allah SWT? Ataukah justru dengan menyaksikan pertandingan tersebut akan membuatnya lalai akan kewajibannya sebagai seorang hamba?
Beliau meminta kita untuk selalui mempertimbangkan cost and benefit dari setiap apa yang kita lakukan, terutama dari segi akhirat. Menimbang-nimbang apa manfaat jika kita datang ke sebuah tempat dan apa kerugiannya jika kita tidak datang, atau sebaliknya. Yang jelas, jika diseiringkan dengan hadits di atas, semakin baik keislaman seseorang, maka semakin bisa ia meninggalkan segala sesuatu yang tidak memberikan manfaat kepadanya.
Yang jelas, jika seseorang datang untuk menyaksikan pertandingan secara langsung, bagaimana dengan shalat maghribnya, mengingat waktu pelaksanaan pertandingan tak berjauhan dengan waktu shalat maghrib?
Kedua, dalam sesi tanya jawab di sebuah acara siraman rohani di sebuah stasiun televisi, seseorang bertanya melalui telepon mengenai fenomena di mana terdapat sekelompok ulama yang melakukan doa bersama untuk kemenangan Timnas Indonesia. Apakah itu salah sesuatu yang salah tempat? Mengingat sepakbola itu adalah sebuah permainan yang melalaikan. Pemateri menjawab dengan cukup bijak.
"Mengenai apa yang dilakukan para ulama tersebut, saya tidak menyalahkan mereka. Mereka mungkin lebih mengerti. Mereka bisa salah seperti halnya saya juga bisa salah. Yang jelas, kita tetap harus menghormati mereka sebagai ulama yang merupakan pewaris para nabi dengan segala kekurangan yang mereka miliki seperti halnya kekurangan yang kita miliki. Jika mereka salah, mereka memang manusia yang tidak ma'sum, karena manusia yang ma'sum hanya satu, yaitu Nabi Muhammad."
Semoga dengan bertambahnya hitungan usia kita, bertambah pula keislaman dan ketaqwaan kita. Aamiin.
Rabbanaa zhalamnaa anfusana wa illam tagfirlanaa wa tarhamnaa lana kuunanna minal khasirin
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wahablanaa min ladunka rahmatan innaka anta al-wahhaab.
Sebagaimana sebuah tim sepakbola yang di dalamnya terdapat pemain yang bertugas sebagai penjaga gawang, pemain belakang, pemain tengah, dan penyerang. Yang semuanya bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu keharmonisan permainan sehingga enak untuk disaksikan. Masalah menang dan kalah, itu sebuah kepastian dalam sebuah permainan. Begitu juga kiranya hidup, di mana setiap manusia menjalani fungsinya masing-masing. Ada petani, pedagang, buruh, sopir, satpam, guru, dan berbagai profesi lainnya. Kesemuanya pun menjalin kerja sama satu sama lain dengan tujuan menjadikan roda kehidupan berputar dan berjalan dengan harmonis.
Tapi, kehidupan tidak hanya berjalan dalam tempo 2 x 45 menit plus 2 x 15 menit tambahan atau berakhir dengan sebuah drama adu pinalti. Hidup adalah sebuah perjalanan yang panjang jika dibandingkan dengan lamanya sebuah pertandingan sepakbola. Hidup di dunia ini juga bisa menjadi sangat pendek jika dibandingkan dengan sebuah masa yang berkekalan yang sudah menanti kedatangan kita di saat kita meninggalkan kehidupan di dunia ini.
Di saat euforia sepakbola melanda masyarakat Indonesia, ada dua kajian yang saya ikuti di mana pemberi materi mengaitkan materi yang disampaikannya dengan perhelatan sepakbola.
Pertama, kajian hadits yang membahas hadits arbain yang kedua belas. hadits tersebut berbunyi :
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah ia meinggalkan perkara yang tak berguna baginya. (hadits hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya)
Pemateri tersebut mencontohkan langsung mengenai pengamalan hadits tersebut dengan menyaksikan pertandingan sepakbola. Beliau menanyakan, apa keuntungan yang akan diperoleh seorang muslim ketika dia menyaksikan pertandingan sepakbola? Apakah dirinya menjadi tenang? Apakah dengan menyaksikan sepakbola akan menambah ketaqwaannya kepada Allah SWT? Ataukah justru dengan menyaksikan pertandingan tersebut akan membuatnya lalai akan kewajibannya sebagai seorang hamba?
Beliau meminta kita untuk selalui mempertimbangkan cost and benefit dari setiap apa yang kita lakukan, terutama dari segi akhirat. Menimbang-nimbang apa manfaat jika kita datang ke sebuah tempat dan apa kerugiannya jika kita tidak datang, atau sebaliknya. Yang jelas, jika diseiringkan dengan hadits di atas, semakin baik keislaman seseorang, maka semakin bisa ia meninggalkan segala sesuatu yang tidak memberikan manfaat kepadanya.
Yang jelas, jika seseorang datang untuk menyaksikan pertandingan secara langsung, bagaimana dengan shalat maghribnya, mengingat waktu pelaksanaan pertandingan tak berjauhan dengan waktu shalat maghrib?
Kedua, dalam sesi tanya jawab di sebuah acara siraman rohani di sebuah stasiun televisi, seseorang bertanya melalui telepon mengenai fenomena di mana terdapat sekelompok ulama yang melakukan doa bersama untuk kemenangan Timnas Indonesia. Apakah itu salah sesuatu yang salah tempat? Mengingat sepakbola itu adalah sebuah permainan yang melalaikan. Pemateri menjawab dengan cukup bijak.
"Mengenai apa yang dilakukan para ulama tersebut, saya tidak menyalahkan mereka. Mereka mungkin lebih mengerti. Mereka bisa salah seperti halnya saya juga bisa salah. Yang jelas, kita tetap harus menghormati mereka sebagai ulama yang merupakan pewaris para nabi dengan segala kekurangan yang mereka miliki seperti halnya kekurangan yang kita miliki. Jika mereka salah, mereka memang manusia yang tidak ma'sum, karena manusia yang ma'sum hanya satu, yaitu Nabi Muhammad."
Semoga dengan bertambahnya hitungan usia kita, bertambah pula keislaman dan ketaqwaan kita. Aamiin.
Rabbanaa zhalamnaa anfusana wa illam tagfirlanaa wa tarhamnaa lana kuunanna minal khasirin
Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wahablanaa min ladunka rahmatan innaka anta al-wahhaab.
Kamis, 10 November 2011
TAK ADA YANG SALAH DALAM MEMBERI
Alkisah……Ada seorang mengumpulkan hartanya yang banyak untuk bersedekah sembunyi-sembunyi. Ia kumpulkan uang sampai berjumlah sekian ribu dinar dalam setahun. Sesudah uang nya terkumpul, ia pergi keluar rumah pada malam hari. Dilihatnya ada seorang wanita tidur dijalanan. "Wah, ini orang susah," begitu kira-kira ia berpikir. Dan, sambil menutup wajahnya, agar tidak diketahui, ia memberikan bungkusan uang itu dan lari, supaya tidak diketahui.
pada Pagi harinya di kampung itu ribut , ada seoranng pelacur mendapatkan bungkusan uang yang diberikan oleh orang tak dikenal.
Maka orang itupun berguman, "Subhanallah!! Salah beri, aku kira dia wanita susah, ternyata pelacur."
"Ya Rabb, setahun kukumpulkan uang untuk dapat pahala sedekah yang sembunyi-sembunyi, ternyata uangku hanya untuk pelacur.
Tapi ia tidak putus asa, Dikumpulkannya lagi sekian ribu dinar.
Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam, kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. "Ini pasti orang yang susah," gumannya. Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia bergegas lari.
Pada pagi harinya terdengan kabar gempar. Si laki-lakiyang dikenal sebagi pencuri mendapatkan sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan uang dengan jumlah yang amat besar.
"Ya Rabb, dua tahun aku bekerja khusus untuk memberi nafkah orang yang susah dengan sembunyi-sembunyi. tahun lalu yang dapat seorang pelacur. Eh, tahun ini seorang pencuri.
Namun ia tetap tak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang sedekah sampai setahun berikutnya. "Ya Rabb, ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak tertuju kepada mustahiq. selesailah, Ya Rabb. Aku tidak mampu lagi."
Pada waktu yang telah dipersiapkannya, kembali ia melaksanakan niat baiknya untuk ketiga kalinya. Malam itu ia melihat seorang orang tua tengah tertatih-tatih.
"Wah, ini orang yang pasti berhak atas sedekahku, malam malam begini orang tua ini jalan malam-malam dengan tongkat. Pasti dia orang susah," katanya dalam hati.
Dilemparkan uang itu, seraya berkata"ini untukmu" Dan ia pun pergi dengan cepat sambil menutupi wajahnya.
Pagi harinya terjadi kegemparan lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya. orang tua renta yang dikenal paling kaya dan paling kikir dikampung itu mendapat uang"kaget" semalam.
Mendengar kabar itu, si pelaku sedekah sembunyi-sembunyi ini berkata "Ya Rabb, yang pertama pelacur, yang kedua pencuri dan yang ketiga orang tua paling kaya dan paling kikir di kampungnya. Ya Rabb, apa arti perbuatanku ini?
Ia pun memilih diam, seraya mengiklhaskan apa yang telah dilakukannya.
Waktu berjalan, hingga sekian tahun kemudian. 20 tahun kemudian. Allah SWT membuka rahasia perbuatan orang tersebut, dengan tersampaikannya kabar kepadanya tentang dua orang bersaudara yang menjadi ulama besar. Murid keduanya mencapai puluhan ribu orang, dan si pelaku sedekah puluhan tahun yang lalu termasuk orang yang mengaji dengan ke dua ulama adik kakak itu. Ternyata, dua ulama bersaudara itu adalah anak seorang pelacur yang dulu diberi sedekah secara sembunyi-sembunyi itu.
Si perempuan ini melacur untuk menafkahi anaknya. Ketika mendapatkan sedekah kagetan itu, ia bertaubat dan menjadikan harta dadakan itu untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga menjadi alim dan menjadi ulama besar.
Air mata si pelaku sedekah pun mengalir. Ternyata yang diberikannya puluhan tahun yang lalu. Allah jadikan balasan yang berlipat ganda dengan lahirnya dua ulama shalih bersaudara yang diikuti oleh puluhan ribu orang yang belajar kepada keduanya. Inilah balsan keiklahsan seseorang.
Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali shalih wafat, yang diantar jenazahnya oleh ribuan orang. Siapa wali yang shalih itu? Ternyata waliyullah itu dulunya adalah pencuri yang mendapatkan sedekah sembunyi-sembunyinya.
Ketika hendak mencuri ia berdoa kepada Allah " Ya Rabb, beri aku keluhuran. kalau aku dapat rizqi malam ini aku akan taubat." Tatkala ada yang melemparinya bungkusan uang itu, segeralah ia bertaubat sesuai dengan janjinya. Ia memperbaiki diri dari segala kesalahan yang diperbuatnya, beribadah dengan se tekun-tekunnya, beristiqamah dengan ucapan dan tindakannya, hingga Allah Ta’ala mengangkatnya menjadi orang yang shalih.
Si Fulan yang bersedekah itu amat terharu, dan ia berdoa. “Ya Rabb, tinggal yang ketiga, bagaimana dengan orang tua yang paling kaya dan paling kikir dikampung kami ini ?”
Ternyata ia mendengar kabar, orang itu telah wafat. Semenjak kejadian sedekah kaget itu dan sebelum wafatnya, si kikir tua itu pindah ke kampung lain dan berwasiat untuk memberikan seluruh hartanya bagi baitul maal dan penyantunan para anak yatim. Itu dilakukan oleh si orang tua yang kikir setelah ia merasa malu dan merenung bahwa, kepada dia yang kaya dan kikir, masih ada yang menyedekahinya. Subhanallah.
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, betapa dahsyatnya arti dari sedekah. Betapa hebatnya amal berbagi, Allah menjadikannya mata rantai keberkahan.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl : 97]
http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
pada Pagi harinya di kampung itu ribut , ada seoranng pelacur mendapatkan bungkusan uang yang diberikan oleh orang tak dikenal.
Maka orang itupun berguman, "Subhanallah!! Salah beri, aku kira dia wanita susah, ternyata pelacur."
"Ya Rabb, setahun kukumpulkan uang untuk dapat pahala sedekah yang sembunyi-sembunyi, ternyata uangku hanya untuk pelacur.
Tapi ia tidak putus asa, Dikumpulkannya lagi sekian ribu dinar.
Kali ini ia tidak mau tertipu. Pada suatu malam, kembali ia beraksi. Dilihatnya seorang laki-laki yang sedang duduk diam disuatu tempat yang gelap. "Ini pasti orang yang susah," gumannya. Dilemparkannya bungkusan uang sedekah itu, lalu ia bergegas lari.
Pada pagi harinya terdengan kabar gempar. Si laki-lakiyang dikenal sebagi pencuri mendapatkan sebungkus uang. Malam itu ia tengah menyusun strategi sendirian untuk mencuri. Nyatanya , belum sempat melakukan aksinya, malah ia mendapatkan uang dengan jumlah yang amat besar.
"Ya Rabb, dua tahun aku bekerja khusus untuk memberi nafkah orang yang susah dengan sembunyi-sembunyi. tahun lalu yang dapat seorang pelacur. Eh, tahun ini seorang pencuri.
Namun ia tetap tak putus asa. Ia kumpulkan lagi uang sedekah sampai setahun berikutnya. "Ya Rabb, ini yang terakhir. Kalau sedekah ini masih saja tidak tertuju kepada mustahiq. selesailah, Ya Rabb. Aku tidak mampu lagi."
Pada waktu yang telah dipersiapkannya, kembali ia melaksanakan niat baiknya untuk ketiga kalinya. Malam itu ia melihat seorang orang tua tengah tertatih-tatih.
"Wah, ini orang yang pasti berhak atas sedekahku, malam malam begini orang tua ini jalan malam-malam dengan tongkat. Pasti dia orang susah," katanya dalam hati.
Dilemparkan uang itu, seraya berkata"ini untukmu" Dan ia pun pergi dengan cepat sambil menutupi wajahnya.
Pagi harinya terjadi kegemparan lagi, seperti tahun-tahun sebelumnya. orang tua renta yang dikenal paling kaya dan paling kikir dikampung itu mendapat uang"kaget" semalam.
Mendengar kabar itu, si pelaku sedekah sembunyi-sembunyi ini berkata "Ya Rabb, yang pertama pelacur, yang kedua pencuri dan yang ketiga orang tua paling kaya dan paling kikir di kampungnya. Ya Rabb, apa arti perbuatanku ini?
Ia pun memilih diam, seraya mengiklhaskan apa yang telah dilakukannya.
Waktu berjalan, hingga sekian tahun kemudian. 20 tahun kemudian. Allah SWT membuka rahasia perbuatan orang tersebut, dengan tersampaikannya kabar kepadanya tentang dua orang bersaudara yang menjadi ulama besar. Murid keduanya mencapai puluhan ribu orang, dan si pelaku sedekah puluhan tahun yang lalu termasuk orang yang mengaji dengan ke dua ulama adik kakak itu. Ternyata, dua ulama bersaudara itu adalah anak seorang pelacur yang dulu diberi sedekah secara sembunyi-sembunyi itu.
Si perempuan ini melacur untuk menafkahi anaknya. Ketika mendapatkan sedekah kagetan itu, ia bertaubat dan menjadikan harta dadakan itu untuk menyekolahkan kedua anaknya hingga menjadi alim dan menjadi ulama besar.
Air mata si pelaku sedekah pun mengalir. Ternyata yang diberikannya puluhan tahun yang lalu. Allah jadikan balasan yang berlipat ganda dengan lahirnya dua ulama shalih bersaudara yang diikuti oleh puluhan ribu orang yang belajar kepada keduanya. Inilah balsan keiklahsan seseorang.
Tidak lama kemudian ia dengar lagi ada seorang wali shalih wafat, yang diantar jenazahnya oleh ribuan orang. Siapa wali yang shalih itu? Ternyata waliyullah itu dulunya adalah pencuri yang mendapatkan sedekah sembunyi-sembunyinya.
Ketika hendak mencuri ia berdoa kepada Allah " Ya Rabb, beri aku keluhuran. kalau aku dapat rizqi malam ini aku akan taubat." Tatkala ada yang melemparinya bungkusan uang itu, segeralah ia bertaubat sesuai dengan janjinya. Ia memperbaiki diri dari segala kesalahan yang diperbuatnya, beribadah dengan se tekun-tekunnya, beristiqamah dengan ucapan dan tindakannya, hingga Allah Ta’ala mengangkatnya menjadi orang yang shalih.
Si Fulan yang bersedekah itu amat terharu, dan ia berdoa. “Ya Rabb, tinggal yang ketiga, bagaimana dengan orang tua yang paling kaya dan paling kikir dikampung kami ini ?”
Ternyata ia mendengar kabar, orang itu telah wafat. Semenjak kejadian sedekah kaget itu dan sebelum wafatnya, si kikir tua itu pindah ke kampung lain dan berwasiat untuk memberikan seluruh hartanya bagi baitul maal dan penyantunan para anak yatim. Itu dilakukan oleh si orang tua yang kikir setelah ia merasa malu dan merenung bahwa, kepada dia yang kaya dan kikir, masih ada yang menyedekahinya. Subhanallah.
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, betapa dahsyatnya arti dari sedekah. Betapa hebatnya amal berbagi, Allah menjadikannya mata rantai keberkahan.
Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [QS. An-Nahl : 97]
http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
4 Malaikat Inilah Yang Akan Mendatangi Kita Ketika SAKIT
Tak perlu Anda bersedih dalam sakit karena itu adalah ujian dalam ibadah Anda. Salah satu bukti kasih sayang-NYA adalah, Tuhan mengutus 4 malaikat untuk selalu menjaga kita dalam sakit. Berikut adalah penjelasannya :
“Apabila seorang hamba yang beriman menderita sakit, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis perbuatan yang terbaik yang dikerjakan hamba mukmin itu pada saat sehat dan pada saat waktu senangnya.”
Ujaran Rasulullah SAW tsb diriwayatkan oleh Abu Imamah al Bahili. Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda :
"Apabila seorang hamba mukmin sakit, maka Allah mengutus 4 malaikat untuk datang padanya."
Allah memerintahkan :
1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.
2. Malaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya
3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi pucat pasi.
4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya , maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa.
Tatkala Allah akan menyembuhkan hamba mukmin itu, Allah memerintahkan kepada malaikat 1, 2 dan 3 untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat, dan cahaya di wajah sang hamba.
Namun untuk malaikat ke 4, Allah tidak memerintahkan untuk mengembalikan dosa2nya kepada hamba mukmin. Maka bersujudlah para malaikat itu kepada Allah seraya berkata : "Ya Allah mengapa dosa2 ini tidak Engkau kembalikan?”
Allah menjawab : “Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa2nya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa2 tersebut ke dalam laut.”
Dengan ini, maka kelak si sakit itu berangkat ke alam akhirat dan keluar dari dunia dalam keadaan suci dari dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Sakit panas dalam sehari semalam, dapat menghilangkan dosa selama setahun.”
Maa syaa Allah, Laa Haula wala Quwwata Illaa Billaah..
Doa menerima ketetapan Allah
Sahabatku, aminkan doa ini agar kita diberi kekuatan & keikhlasan menerima ketetapan Allah. "Ya Allah, Engkaulah Sumber Kebahagiaan kami. Tolonglah kami, kuatkan kami dg cintaMu, menjadi sadar akan cinta kami, kehilangan kami, kedukaan kami, mengatasi perasaan marah, kecewa, luka perih dihati, agar kami rela menerima ketetapanMu yg membentuk pribadi kami menjadi lebih kuat & sabar dlm menjalani kehidupan"
Rabu, 09 November 2011
Doa Bercermin
Doa Bercermin:
اللَّهُمَّ أَغْنِنِي بالعِلْمِ، وَزَيِّنِّي بِالحِلْم، وَأَكْرِمْنِي بِالتَّقْوَى، وَجَمِّلْنِي بِالْعَافِيَةِ.
“Ya Allah, anugerahi aku ilmu, hiasi aku dengan kesopansantunan, muliakan aku dengan ketaqwaan, dan percantik diriku dengan kesehatan, baik jasmani maupun rohani.”
Selasa, 08 November 2011
Manusia ditunggangi Syetan
Ustadz, dulu saya berzina, & saya melakukannya berkali2 hampir stp hari dg pacar saya, anehnya dg istri saya sebulan sekali saja sudah bagus, ada apa dg diri saya?, Yg jelas kekuatan anda u berzina krn nafsu anda sudah ditunggangi syetan, anda bukan hanya budak nafsu, tetapi sudah jadi budak syetan. coba buka tafsir Al A'rof ayat 175, "SYETAN MENGUASAI MRK KRN MRK TELAH MEMPERTURUTKAN HAWA NAFSU MRK", begitu pula pemarah sampai tega menyiksa klrgnya, pendendam sampai membunuh, bakhil, koruptor yg terus ketagihan u korup, jahil ilmu Syariat ALLAH, gosip...u gosip bisa kuat berjam2, dukun dg kesaktiannya...bisa kebal dsb. SYETAN SGT CERDAS & SABAR MENUNGGU & MEMANFAAT KAPAN KITA LUPA ALLAH & TUNDUK PADA NAFSU KITA (QS 43:36).
7 Perkara Tipudaya Syaitan
Tipu daya syaitan terhadap manusia supaya meninggalkan ibadat kepada Allah ada tujuh perkara menurut Imam Ghazali iaitu:
1. Syaitan melarang manusia taat kepada Allah.
Sedangkan orang-orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakannya dan mengatakan:
‘Aku mengharapkan pahala dari Allah.
Untuk itu, aku harus mempunyai bekalan di dunia ini demi akhirat yang kekal.’
2. Syaitan sentiasa memujuk manusia agar tidak mentaati Allah.
Dia menghasut manusia dengan mengatakan :
‘Nanti sahajalah, kalau sudah tua nanti barulah, masa masih panjang dan kita masih muda atau sebagainya lagi.’ ;
Orang-orang yang terpelihara akan menolaknya dengan mengatakan: ‘Kematianku bukan berada di tanganmu.
Jika aku menundakan amalanku hari ini untuk esok, sehingga amal hari esok perlu aku kerjakan.
Sedangkan setiap hari aku mempunyai amal berlainan.’
3. Syaitan sentiasa mendorong manusia untuk bersegera dalam melakukan amalan kebaikan.
Kata syaitan:
‘Cepat beramal agar engkau dapat mengejar dan mengerjakan amalan-amalan lain.’ ;
Orang-orang yang selamat akan menolaknya dengan mengatakan: ‘Amal yang sedikit tetapi sempurna lebih baik daripada amalan yang banyak tetapi tidak sempurna.’
4. Syaitan akan menyuruh manusia untuk menjalankan amalan yang baik secara sempurna agar tidak dicela oleh orang lain.
Mereka yang dipelihara oleh Allah akan mengatakan: ‘Bagi saya, penilaian cukup hanya dari Allah swt dan tidak ada manfaatnya beramal kerana manusia (orang lain).’
5. Syaitan membisikkan pujian kepada orang yang beramal:
‘Betapa tinggi darjatmu kerana dapat beramal soleh dan betapa cerdik dan sempurnanya dirimu.’ ;
Mendengar pujian ini, orang yang baik akan mengatakan bahawa:
‘Semua keagungan dan kesempurnaan itu hanyalah kepunyaan Allah dan bukan kekuatan atau kekuasaanku.
Allah yang melimpahkan taufik kepadaku untuk dapat beramal sehingga Dia meredhai dan memberikan pahala yang besar.
Sekiranya tanpa kurniaanNya, apalah erti amalanku ini, jika dibandingkan dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku, disamping dosaku yang bertimbun pula.’
6. Dengan gagalnya jalan kelima, syaitan akan menerapkan cara yang keenam.
Cara ini lebih berat jika dibandingkan dengan cara-cara yang terdahulu dan manusia tidak akan menyedarinya kecuali orang-orang yang cerdik dan berfikir.
Syaitan berbisik dalam hati manusia:
‘Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan sir (kejahatan), jangan sampai diketahui oleh orang lain .’ ;
Begitulah syaitan mencampur-baurkan amalan seseorang dengan penipuannya yang sangat tersembunyi.
Dengan ucapannya itu syaitan bermaksud untuk memasukkan sedikit perasaan riak.
Orang-orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakannya dengan mengatakan:
‘Hai malaun (yang dilaknat),
engkau tidak henti-henti menggodaku dan merosakkan amalanku dengan pelbagai cara. Dan kini, kau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalanku, padahal engkau bermaksud merosakkannya.
Aku adalah hamba Allah dan Allah yang menjadikanku.
Jika berkehendak, Allah akan menjadikan aku mulia atau hina.
Semuanya itu adalah urusan Allah.
Aku tidak khuatir, amalanku diperlihatkan atau tidak kepada orang lain, sebab itu bukan urusan manusia.’
7. Gagal dengan cara itu, syaitan akan meneruskan godaannya dengan cara lain lagi. Dia mengatakan:
‘Hai manusia, janganlah engkau menyusahkan diri sendiri dengan beramal ibadat kerana jika Allah telah menetapkan kamu sebagai orang yang berbahagia pada hari azali kelak, maka meninggalkan ibadat pun tidak akan memberikan sebarang mudharat.
Engkau tetap menjadi orang yang berbahagia dan sebaliknya jika Allah menetapkan kamu sebagai seorang yang celaka, maka tidak ada gunanya engkau beribadat kerana engkau tetap akan celaka.’ ;
Orang-orang yang dipelihara oleh Allah sudah pasti akan menolak godaan itu dengan mengatakan:
‘Aku hanyalah hamba Allah.
Wajib bagiku menuruti perintahNya.
Allah Maha Mengetahui, menetapkan sesuatu dan berbuat apa sahaja sesuai dengan kehendakNya.
Walau bagaimanapun keadaanku, amalanku tetap bermanfaat.
Jika aku ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, aku akan tetap beribadat untuk memperbanyakkan pahala.
Sebaliknya, jika aku ditetapkan sebagai orang yang celaka, aku akan tetap meneruskan perbuatan ibadat agar tidak menjadi sebuah penyesalan bagiku.
Sekiranya aku masuk neraka, padahal aku taat, itu adalah lebih aku sukai daripada aku masuk neraka kerana melakukan maksiat.
Tetapi tidak akan demikian akibatnya kerana janji Allah pasti terbukti dan firmanNya pasti benar ;
Allah telah menjanjikan pahala kepada sesiapa sahaja yang taat kepadaNya.
Barangsiapa mati dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, dia tidak akan dimasukkan ke dalam neraka, melainkan syurgalah tempatnya.
Jadi, masuknya seseorang ke dalam syurga bukan kerana kekuatan amalan yang telah didirikan, tetapi kerana janji Allah yang suci murni dan pasti!
Kelak, orang-orang yang berbahagia dan beruntung akan mengatakan;
Segala puji bagi Allah yang membuktikan janjiNya dengan syurga,
Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kita.’
Sesungguhnya dalam mentaati Allah, terlalu banyak godaan dan tipu daya syaitan yang perlu kita lalui.
Bandingkan segala permasalahan dan perbuatan kepada keadaan tersebut dan pohonlah perlindungan Allah swt agar terlindung dan terpelihara dari kejahatan syaitan.
Sesungguhnya segala sesuatu itu berada di bawah kekuasaan Allah
dan kepadaNyalah kita mengharapkan taufiq dan keredhaan.
Tiada daya untuk meninggalkan maksiat dan tidak ada kekuatan untuk mengerjakan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.
Source: iLuvislam.com
Tipu daya syaitan terhadap manusia supaya meninggalkan ibadat kepada Allah ada tujuh perkara menurut Imam Ghazali iaitu:
1. Syaitan melarang manusia taat kepada Allah.
Sedangkan orang-orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakannya dan mengatakan:
‘Aku mengharapkan pahala dari Allah.
Untuk itu, aku harus mempunyai bekalan di dunia ini demi akhirat yang kekal.’
2. Syaitan sentiasa memujuk manusia agar tidak mentaati Allah.
Dia menghasut manusia dengan mengatakan :
‘Nanti sahajalah, kalau sudah tua nanti barulah, masa masih panjang dan kita masih muda atau sebagainya lagi.’ ;
Orang-orang yang terpelihara akan menolaknya dengan mengatakan: ‘Kematianku bukan berada di tanganmu.
Jika aku menundakan amalanku hari ini untuk esok, sehingga amal hari esok perlu aku kerjakan.
Sedangkan setiap hari aku mempunyai amal berlainan.’
3. Syaitan sentiasa mendorong manusia untuk bersegera dalam melakukan amalan kebaikan.
Kata syaitan:
‘Cepat beramal agar engkau dapat mengejar dan mengerjakan amalan-amalan lain.’ ;
Orang-orang yang selamat akan menolaknya dengan mengatakan: ‘Amal yang sedikit tetapi sempurna lebih baik daripada amalan yang banyak tetapi tidak sempurna.’
4. Syaitan akan menyuruh manusia untuk menjalankan amalan yang baik secara sempurna agar tidak dicela oleh orang lain.
Mereka yang dipelihara oleh Allah akan mengatakan: ‘Bagi saya, penilaian cukup hanya dari Allah swt dan tidak ada manfaatnya beramal kerana manusia (orang lain).’
5. Syaitan membisikkan pujian kepada orang yang beramal:
‘Betapa tinggi darjatmu kerana dapat beramal soleh dan betapa cerdik dan sempurnanya dirimu.’ ;
Mendengar pujian ini, orang yang baik akan mengatakan bahawa:
‘Semua keagungan dan kesempurnaan itu hanyalah kepunyaan Allah dan bukan kekuatan atau kekuasaanku.
Allah yang melimpahkan taufik kepadaku untuk dapat beramal sehingga Dia meredhai dan memberikan pahala yang besar.
Sekiranya tanpa kurniaanNya, apalah erti amalanku ini, jika dibandingkan dengan nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku, disamping dosaku yang bertimbun pula.’
6. Dengan gagalnya jalan kelima, syaitan akan menerapkan cara yang keenam.
Cara ini lebih berat jika dibandingkan dengan cara-cara yang terdahulu dan manusia tidak akan menyedarinya kecuali orang-orang yang cerdik dan berfikir.
Syaitan berbisik dalam hati manusia:
‘Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan sir (kejahatan), jangan sampai diketahui oleh orang lain .’ ;
Begitulah syaitan mencampur-baurkan amalan seseorang dengan penipuannya yang sangat tersembunyi.
Dengan ucapannya itu syaitan bermaksud untuk memasukkan sedikit perasaan riak.
Orang-orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakannya dengan mengatakan:
‘Hai malaun (yang dilaknat),
engkau tidak henti-henti menggodaku dan merosakkan amalanku dengan pelbagai cara. Dan kini, kau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalanku, padahal engkau bermaksud merosakkannya.
Aku adalah hamba Allah dan Allah yang menjadikanku.
Jika berkehendak, Allah akan menjadikan aku mulia atau hina.
Semuanya itu adalah urusan Allah.
Aku tidak khuatir, amalanku diperlihatkan atau tidak kepada orang lain, sebab itu bukan urusan manusia.’
7. Gagal dengan cara itu, syaitan akan meneruskan godaannya dengan cara lain lagi. Dia mengatakan:
‘Hai manusia, janganlah engkau menyusahkan diri sendiri dengan beramal ibadat kerana jika Allah telah menetapkan kamu sebagai orang yang berbahagia pada hari azali kelak, maka meninggalkan ibadat pun tidak akan memberikan sebarang mudharat.
Engkau tetap menjadi orang yang berbahagia dan sebaliknya jika Allah menetapkan kamu sebagai seorang yang celaka, maka tidak ada gunanya engkau beribadat kerana engkau tetap akan celaka.’ ;
Orang-orang yang dipelihara oleh Allah sudah pasti akan menolak godaan itu dengan mengatakan:
‘Aku hanyalah hamba Allah.
Wajib bagiku menuruti perintahNya.
Allah Maha Mengetahui, menetapkan sesuatu dan berbuat apa sahaja sesuai dengan kehendakNya.
Walau bagaimanapun keadaanku, amalanku tetap bermanfaat.
Jika aku ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, aku akan tetap beribadat untuk memperbanyakkan pahala.
Sebaliknya, jika aku ditetapkan sebagai orang yang celaka, aku akan tetap meneruskan perbuatan ibadat agar tidak menjadi sebuah penyesalan bagiku.
Sekiranya aku masuk neraka, padahal aku taat, itu adalah lebih aku sukai daripada aku masuk neraka kerana melakukan maksiat.
Tetapi tidak akan demikian akibatnya kerana janji Allah pasti terbukti dan firmanNya pasti benar ;
Allah telah menjanjikan pahala kepada sesiapa sahaja yang taat kepadaNya.
Barangsiapa mati dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, dia tidak akan dimasukkan ke dalam neraka, melainkan syurgalah tempatnya.
Jadi, masuknya seseorang ke dalam syurga bukan kerana kekuatan amalan yang telah didirikan, tetapi kerana janji Allah yang suci murni dan pasti!
Kelak, orang-orang yang berbahagia dan beruntung akan mengatakan;
Segala puji bagi Allah yang membuktikan janjiNya dengan syurga,
Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kita.’
Sesungguhnya dalam mentaati Allah, terlalu banyak godaan dan tipu daya syaitan yang perlu kita lalui.
Bandingkan segala permasalahan dan perbuatan kepada keadaan tersebut dan pohonlah perlindungan Allah swt agar terlindung dan terpelihara dari kejahatan syaitan.
Sesungguhnya segala sesuatu itu berada di bawah kekuasaan Allah
dan kepadaNyalah kita mengharapkan taufiq dan keredhaan.
Tiada daya untuk meninggalkan maksiat dan tidak ada kekuatan untuk mengerjakan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.
Source: iLuvislam.com
STRATEGI tipudaya syetan
Inilah STRATEGI tipudaya syetan,
1. Aljahlu, digoda malas belajar Alqur'an & As Sunnah, dialihkan u senang belajar selainnya, syetan berjuang keras jgn sampai kita belajar / duduk di majlis ilmu, /dekat sama org alim,
2. Addo'fu, kalaupun sudah belajar & tahu, digoda lagi jgn sampai faham apalagi sampai menghayatinya,
3. Alkaslu, kalau sudah faham, digoda lagi jgn sampai mengamalkannya,
4. Ahyanan, kalau sdh mengamalkannya, digoda lagi jgn sampai sungguh2 apalagi sampai istiqomah,
5. Ananiyyan, kalau sudah istiqomah, digoda lagi jgn sampai mendakwahkannya,
6. Aststuda, kalau sudah mendakwahkannya, digoda lagi jgn sampai ikhlas,
7. Assu'u, kalau sudah ikhlas, digoda lagi jgn sampai wafat husnul khotimah.
So, selama mns hidup, selama itulah digoda terus sampai sakaratul maut.(QS 7: 16-17).
http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham/posts/10150449470764739
1. Aljahlu, digoda malas belajar Alqur'an & As Sunnah, dialihkan u senang belajar selainnya, syetan berjuang keras jgn sampai kita belajar / duduk di majlis ilmu, /dekat sama org alim,
2. Addo'fu, kalaupun sudah belajar & tahu, digoda lagi jgn sampai faham apalagi sampai menghayatinya,
3. Alkaslu, kalau sudah faham, digoda lagi jgn sampai mengamalkannya,
4. Ahyanan, kalau sdh mengamalkannya, digoda lagi jgn sampai sungguh2 apalagi sampai istiqomah,
5. Ananiyyan, kalau sudah istiqomah, digoda lagi jgn sampai mendakwahkannya,
6. Aststuda, kalau sudah mendakwahkannya, digoda lagi jgn sampai ikhlas,
7. Assu'u, kalau sudah ikhlas, digoda lagi jgn sampai wafat husnul khotimah.
So, selama mns hidup, selama itulah digoda terus sampai sakaratul maut.(QS 7: 16-17).
http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham/posts/10150449470764739
Menyepelekan Shalat
Menyepelekan Shalat
Akhwatmuslimah.com – Kakak perempuan Fulan telah meninggal dunia. Saat Fulan ikut mengubur kakaknya, kantung uangnya terjatuh dan tertimbun tanah, ia tak sempat mengambilnya.Setelah upacara pemakaman selesai dan semua orang yang melayat sudah pulang, Fulan menggali kembali kuburan kakaknya untuk mengambil kantung uangnya yang tertimbun.
Betapa terkejutnya Fulan, dari liang kubur kakak perempuannya itu keluar api menyala. Dengan cepat Fulan menimbun kembali kuburan itu, ia mengurungkan niatnya mengambil kantung uang miliknya.
Bergegas ia pulang ke rumah dan dengan menangis ia menemui ibunya.
“Ibu apa yang telah diperbuat kakak perempuanku, hingga terjadi demikian?” tanya Fulan kepada ibunya.
“Apa yang terjadi, anakku? ”
“Ketika aku menggali kubur kakak untuk mengambil kantung uangku yang terjatuh, keluarlah api dari liang kuburnya,” kata Fulan, menceritakan apa yang baru saja dilihatnya.
Mendengar cerita anaknya, sang ibu hanya diam terpaku. Pandangannya menerawang jauh, air matanya meleleh membasahi kedua pipinya. Ia sangat menyesali apa yang telah diperbuat anak perempuannya semasa hidup.
“Apa yang dilakukannya ibu ?” tanya Fulan lagi. Rasa ingin tahunya semakin besar melihat reaksi ibunya.
“Wahai anakku, Fulan. Kakak perempuanmu dulu semasa hidupnya suka menyepelekan shalat, dan mengakhirkan shalatnya.” jawab ibu Fulan dengan sedih.
HAK DARI TUBUH & MATA
Tubuhku Adalah Milikku
Akhwatmuslimah.com – Ada sebagian wanita yang berpendirian, karena tubuhnya adalah miliknya maka ia bebas memperlakukan tubuhnya itu, bebas menampilkan tubuhnya melalui dandanan yang sesuai dengan keinginannya di depan publik.
Kisah nyata berikut ini terjadi di sebuah apotek di bilangan Jakarta Barat. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung menuju petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok pendek dan kaus ketat membalut sebagian tubuhnya sehingga masih nampak bagian perut (pusar).
Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk persis di sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan wanita muda ini dengan tatapan matanya.
Dengan suara perlahan namun dapat didengar orang di sekitarnya, lelaki muda itu membuka percakapan, “mbak tarifnya berapa?”
Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah kepada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus menjawab, “saya bukan pelacur, bukan wanita murahan…”!!
Si lelaki muda tak kurang marahnya. “Siapa yang bilang mbak pelacur atau wanita murahan. Saya cuma menanyakan tarif, karena cara mbak berdandan seperti sedang menjajakan sesuatu.”
Terjadi ‘perang mulut’ yang membuat pengunjung apotek ikut menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus, “tubuh saya milik saya, saya bebas mau ngapain aja dengan tubuh ini, dasar pikiranmu saja yang kotor…”
Si lelaki muda tak mau kalah. “Saya bebas menggunakan mata saya. Saya juga bebas menggunakan mulut saya termasuk untuk menanyakan berapa tarif kamu. Saya juga bebas menggunakan pikiran saya…”
Si wanita muda tak kehabisan argumen. “Saya bisa melaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan.”
“Silakan,” kata si lelaki. “Saya juga bisa menuntut kamu dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan, antara lain karena kamu telah mengganggu ketenangan ‘adik’ saya. Kamu ke apotek mau menebus obat atau mau membangunkan ‘adik’ saya?”
Mungkin karena malu, si wanita muda itu sekonyong-konyong meninggalkan apotek, padahal urusannya sama sekali belum selesai. Sedangkan si lelaki, setelah selesai dengan urusannya ia pergi ngeloyor dengan wajah bersungut-sungut.
***
Sumber: Harian BERITA KOTA, edisi Rabu, 10 Mei 2006, Kapling Rakyat, hal. 10.
http://www.akhwatmuslimah.com/2011/10/417/tubuhku-adalah-milikku/
Kisah nyata berikut ini terjadi di sebuah apotek di bilangan Jakarta Barat. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung menuju petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok pendek dan kaus ketat membalut sebagian tubuhnya sehingga masih nampak bagian perut (pusar).
Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk persis di sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan wanita muda ini dengan tatapan matanya.
Dengan suara perlahan namun dapat didengar orang di sekitarnya, lelaki muda itu membuka percakapan, “mbak tarifnya berapa?”
Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah kepada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus menjawab, “saya bukan pelacur, bukan wanita murahan…”!!
Si lelaki muda tak kurang marahnya. “Siapa yang bilang mbak pelacur atau wanita murahan. Saya cuma menanyakan tarif, karena cara mbak berdandan seperti sedang menjajakan sesuatu.”
Terjadi ‘perang mulut’ yang membuat pengunjung apotek ikut menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus, “tubuh saya milik saya, saya bebas mau ngapain aja dengan tubuh ini, dasar pikiranmu saja yang kotor…”
Si lelaki muda tak mau kalah. “Saya bebas menggunakan mata saya. Saya juga bebas menggunakan mulut saya termasuk untuk menanyakan berapa tarif kamu. Saya juga bebas menggunakan pikiran saya…”
Si wanita muda tak kehabisan argumen. “Saya bisa melaporkan kamu ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan.”
“Silakan,” kata si lelaki. “Saya juga bisa menuntut kamu dengan tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan, antara lain karena kamu telah mengganggu ketenangan ‘adik’ saya. Kamu ke apotek mau menebus obat atau mau membangunkan ‘adik’ saya?”
Mungkin karena malu, si wanita muda itu sekonyong-konyong meninggalkan apotek, padahal urusannya sama sekali belum selesai. Sedangkan si lelaki, setelah selesai dengan urusannya ia pergi ngeloyor dengan wajah bersungut-sungut.
***
Sumber: Harian BERITA KOTA, edisi Rabu, 10 Mei 2006, Kapling Rakyat, hal. 10.
http://www.akhwatmuslimah.com/2011/10/417/tubuhku-adalah-milikku/
Langganan:
Postingan (Atom)